Rabu, 22 Juni 2016

Apakah Pengkhotbah Kasih Karunia Meniadakan Tuntutan-tuntutan Tuhan Kepada Kita?

Ada kesan miring yang ditangkap oleh orang-orang luar tentang para pengkhotbah kasih karunia terkait dengan soal tuntutan-tuntutan Tuhan. Mereka mengira kami sudah menghilangkan/meniadakan semua tuntutan-tuntutan Tuhan kepada kita. Jadi seolah-olah di dalam Kekristenan versi pengkhotbah kasih karunia tuntutan-tuntutan Tuhan sudah tidak ada lagi atau sudah dibuang sama sekali.

Apakah itu benar?

Itu jelas adalah sebuah tangkapan kesan yang keliru tentang para pengkhotbah kasih karunia pada umumnya.

Yang benar adalah bahwa kami meyakini dan menjalankan apa yang pernah dilihat/diyakini juga oleh seorang bapak gereja, Augustinus, yang diungkapkan olehnya dalam perkataan yang berikut,

“Lord command what you will and grant what you command!” ("Tuhan, perintahkanlah apa yang Engkau kehendaki dan berikanlah apa yang Engkau perintahkan").

Dan gagasan yang sama itu diungkapkan oleh seorang Daniel Emery Price pada masa kini, dengan bahasa yang lebih langsung ditujukan kepada kita,

"God gifts to us what He requires from us." ("Tuhan memberikan kepada kita apa yang Dia tuntut dari kita.")

Jadi, kami sama sekali tidaklah (bermaksud) meniadakan tuntutan-tuntutan Allah, tapi kami melihat/meyakini bahwa Allah jugalah yang memberikan kepada kita apa yang Dia tuntut dari kita. Atau, dengan kata lain, Allah sendiri juga yang akan membuat kita sampai kepada apa yang Dia minta kepada kita untuk kita sampai di sana.

Perhatikanlah contoh yang berikut ini:

Katakanlah Allah menuntut kita untuk sampai di titik X. Karena Dia Allah, Dia sudah tahu bahwa (karena keterbatasan kita sebagai manusia, dan sebagai makhluk yang sudah jatuh!) kita tidak mungkin untuk bisa sampai di titik X itu. Tapi, Dia juga tahu bahwa, demi kebaikan kita, kita harus sampai di titik X itu. Jadi, Dia pun--dengan kuasa/kemampuan yang dimiliki-Nya--melakukan segala sesuatu untuk membuat kita bisa sampai di titik X itu (pada waktu dan dengan cara-cara/sarana-sarana yang dipilih-Nya sendiri untuk itu).

Karena sebenarnya, apapun yang dituntut oleh Allah dari kita, itu tidak lain adalah apa yang terbaik bagi kita. Sedangkan sebagai makhluk yang sudah jatuh kita sudah tidak bisa lagi (sekalipun dengan segala daya dan upaya kita) untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu apa yang merupakan yang terbaik bagi kita itu. Dan yang lebih parah lagi, kita bukan hanya tidak berdaya untuk mencapainya... hal itu bahkan sudah tidak jelas lagi terlihat kepada kita, kita hanya melihatnya secara kabur dan samar-samar saja! (Ingatlah bahwa sekalipun kita sudah ditebus, tapi kita masih belum sepenuhnya dipulihkan pada masa sekarang ini!).

Dengan melihat/memahami kebenaran ini kita pun akan disadarkan bahwa orang-orang yang berkata "mustahil Allah memberikan perintah-perintah-Nya kepada kita yang Dia tahu kita tidak akan bisa menjalankan-Nya" hanyalah karena mereka tidak/belum melihat/memahami akan kebenaran ini. Hanya setelah kita dicelikkan tentang kebenaran ini, barulah kita bisa melihat bahwa pada dasarnya semua perintah-perintah Allah kepada kita (khususnya yang menyangkut kehidupan rohani kita) adalah mustahil untuk kita kerjakan/jalankan.

Allah tidaklah sedang mempermainkan kita (seperti yang dituduhkan oleh beberapa orang!) dengan memberikan kepada kita perintah-perintah-Nya yang tidak mungkin untuk kita laksanakan itu. Tapi Dia hanyalah ingin agar kita melihat perintah-perintah-Nya kepada kita itu dengan cara sebagaimana Dia memandangnya atau sebagaimana itu dimaksudkan oleh-Nya. Yaitu bahwa perintah-perintah-Nya itu tidak pernah dimaksudkan-Nya untuk kita laksanakan sendiri, tapi Dia jugalah yang akan menggenapinya (perintah-perintah-Nya itu) bagi kita.

"Ia (Tuhan) yang memanggil kamu adalah setia, Ia (Tuhan) juga akan menggenapinya.” (1 Tes 5:24)

Janganlah kita memahami dan memperlakukan perintah-perintah Allah itu dengan mempersamakannya dengan perintah-perintah yang diberikan oleh orang-orang yang berkuasa di dunia ini pada umumnya. Sebab keduanya itu jelas-jelas adalah sangat berbeda. Menyamakan (sifat dan tujuan dari) perintah-perintah Allah dengan (sifat dan tujuan dari) perintah-perintah orang-orang yang berkuasa di dunia ini hanyalah menunjukkan kurangnya pengenalan seseorang akan Allah--dan beranggapan bahwa manusia (sekalipun orang percaya yang sudah didiami oleh Roh Kudus) bisa melaksanakan perintah-perintah Allah, itu menunjukkan kurangnya pengenalan akan manusia. Sebab Allah yang sangat mengetahui siapa kita ini (sebagai manusia, makhluk yang sudah jatuh, dan yang sekalipun sudah mengalami pemulihan, tapi yang masih belum sepenuhnya dipulihkan!) tidak mungkin benar-benar bermaksud menuntut kita untuk menjalankan sesuai dengan bunyi dari perintah-perintah-Nya itu.

Jadi, apa maksudnya dengan perintah-perintah-Nya itu? Ternyata dengan perintah-perintah-Nya itu Dia hanyalah ingin memberitahukan kepada kita tentang kedua hal yang berikut ini:
  1. Apa yang menjadi kehendak-Nya bagi kita, dan
  2. Ke mana Dia akan membawa kita.


PERINTAH2 ALLAH KEPADA KITA = JANJI2 ALLAH BAGI KITA

Karena itu, cara yang terbaik bagi kita untuk memahami perintah-perintah Allah kepada kita (sebagai umat Perjanjian Baru) adalah dengan melihatnya sebagai janji-janji Allah bagi kita. Jadi, misalnya, di dalam Alkitab anda menemukan: "kasihilah satu dengan yang lain"...anda bisa membacanya menjadi begini: "Aku akan membuat kamu mengasihi satu dengan yang lain." Atau anda menemukan: "hendaklah kamu sempurna..."...anda bisa membacanya: "Aku akan membuat kamu sempurna...." Begitulah seterusnya. Hanya dengan cara pandang inilah semua perintah Allah di dalam Alkitab akan menjadi KABAR BAIK bagi kita. Di luar cara pandang ini, perintah-perintah Allah di Alkitab menjadi ancaman atau hal yang menakutkan bagi kita.

Betapa banyak orang Kristen yang tidak bergairah membaca Alkitab selama ini. Sebab, bagaimana mungkin anda bisa menjadi bergairah membaca sebuah buku tebal yang sarat dengan catatan tentang "hutang-hutang" anda di dalamnya? (Kalau bisa, Anda bahkan akan membuangnya saja ke dalam tungku api!)

Betapa banyak orang Kristen yang alih-alih mendekat malahan cenderung menjauh dari Tuhan dan selalu berusaha untuk mencari-cari jalan bagaimana agar mereka bisa menghindar dari-Nya? (Karena akan selalu saja ada perintah-perintah-Nya yang tidak atau belum sepenuhnya mereka jalankan!)

Syukurlah, karena semuanya itu kini telah berubah. Sebab kini anda sudah ada di dalam Kristus, maka semua perintah-perintah Tuhan di dalam Alkitab, kini boleh anda lihat sebagai janji-janji Tuhan kepada anda. O, segala kemuliaan bagi Tuhan! Haleluya. Amin.