Kamis, 18 Februari 2016

Keselamatan dan Upah di Sorga

Berikut ini akan saya bagikan hal-hal yang menjadi pandangan dan pendirian saya sekitar mengenai topik yang sangat penting ini, yang di dalamnya nanti bisa Anda temukan, baik hal-hal yang merupakan persamaan maupun juga perbedaan antara posisi atau pandangan saya dan posisi atau pandangan kedua penulis buku yang disebutkan di atas tadi (1. Your Eternal Reward [Pahala Kekal Anda], Erwin W. Lutzer; 2. A Life God Rewards [Kehidupan yang Allah Ganjar], Bruce Wilkinson & David Kopp).

CARA KITA MENERIMA UPAH DI SURGA ITU TIDAK SAMA DENGAN CARA KITA MENERIMA KESELAMATAN

Ketika saya membaca dan mempelajari kedua buku yang saya sebutkan di atas itu, saya menemukan sangat banyak persamaan pendapat antara saya dengan kedua penulis buku tersebut (disamping juga terdapat perbedaan dibeberapa halnya, yang bisa diikuti oleh pembaca yang membaca bab ini secara lengkap). Dan, di antara sekian banyak persamaan itu ada satu yang paling utama yang akan saya sebutkan di sini, yaitu bahwa cara kita untuk menerima atau memperoleh upah di surga itu adalah tidak sama dengan cara kita dalam menerima keselamatan.

Dan, sama seperti kedua penulis kawakan itu, saya pun beranggapan bahwa hal yang satu ini adalah hal yang sangat penting untuk dibuat menjadi jelas bagi setiap orang Kristen pada masa kini. Sebab, kalau seseorang gagal melihat hal yang satu ini, maka akan rusaklah semua pandangannya mengenai topik yang sangat penting ini, yaitu tentang upah di surga. Dan, akan menjadi tak bergunalah semua pemahaman yang lainnya, yang telah dan akan dia dapatkan mengenai topik ini.

Seperti yang kita ketahui (dan, pada umumnya, sepakati) bahwa cara untuk kita bisa menerima keselamatan itu adalah hanya dengan iman atau percaya (di dalam Yesus Kristus) saja. Karena keselamatan kita itu adalah suatu anugerah (kasih karunia) atau pemberian Allah yang cuma-cuma kepada kita, di dalam Yesus Kristus, Anak tunggal-Nya. Sebagaimana yang memang sudah sangat sering disampaikan kepada kita dengan mengacu kepada ayat-ayat Alkitab yang berikut ini (karena, memang, apa yang dikatakan di dalamnya itu sudah begitu jelas dan tegas dalam mengungkapkan mengenai hal itu).

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
~Yohanes 6:33
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman;.itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri
~Efesus 2:8-9

Sejauh menyangkut penerimaan keselamatan, hanya itu sajalah yang menjadi caranya. Dan, hanya sejauh itu sajalah yang harus dan patut diajarkan oleh setiap pengajar kekristenan yang setia pada Injil Yesus Kristus. Tetapi, pengajaran kekristenan itu belumlah berhenti hanya sampai di situ saja atau tidaklah hanya mengenai yang satu itu (keselamatan) saja. Masih banyak lagi tentunya pokok-pokok pengajaran yang lainnya. Dan, salah satu dari antaranya itu adalah pokok atau topik mengenai upah di surga, yaitu yang menjadi perhatian kita sekarang di sini.

Bagaimanakah caranya agar kita bisa menerima upah di surga itu?

Langsung saja saya memberikan jawabannya di sini, yaitu: Dengan usaha atau perbuatan. Untuk meyakinkan diri Anda terhadap jawaban itu, periksalah kutipan ayat-ayat Alkitab di bawah ini, dan secara khusus berilah perhatian pada usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan tertentu yang secara langsung disebutkan di dalamnya sebagai cara untuk seseorang bisa menerima atau mendapatkan upah di surga itu.

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.
~Matius 5:11-12
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
~Matius 19:21
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
~Lukas 14:13-14

Dari ketiga ayat Alkitab itu saja sudah menjadi nyata sekali kepada kita bahwa cara kita untuk bisa menerima atau mendapatkan upah di surga itu sangatlah berbeda dengan caranya kita menerima keselamatan. Sebagaimana yang telah kita lihat tadi sebelumnya, caranya kita untuk menerima keselamatan itu ialah hanya dengan iman saja. Sedangkan, untuk bisa menerima atau mendapatkan upah di surga itu, haruslah kita berusaha/berupaya dengan sedemikian rupa, antara lain dengan menjaga sikap dan melakukan (atau tidak melakukan) hal-hal tertentu.

Berikut ini akan saya kutipkan juga apa yang dikatakan oleh kedua penulis Kristen yang terkenal itu, mengenai hal yang khusus ini, di dalam kedua buku mereka yang disebutkan di atas tadi.

"Pengajaran Yesus menunjukkan kepada kita bahwa ada dua kunci yang menentukan sepenuhnya masa kekekalan Anda.
Kunci pertama adalah iman Anda. Kunci ini membuka pintu ke kehidupan kekal dan menentukan dimana Anda akan melewatkan masa kekekalan.
Kunci kedua adalah perbuatan Anda. Kunci ini membuka pintu ke upah dan menentukan bagaimana Anda akan melewatkan masa kekekalan."
(Bruce Wilkinson & David Kopp, Kehidupan yang Allah Ganjar, Hal.16)

"Karunia keselamatan bukanlah pahala untuk pekerjaan-pekerjaan, tetapi ganjaran untuk iman, iman yang Allah sesungguhnya telah berikan kepada kita! Tetapi apabila kita diberikan pahala di Bema, maka pahala itu adalah berdasarkan pekerjaan-pekerjaan kita; pemberian itu adalah sesuai dengan kesetiaan kita."
(Erwin Lutzer, Pahala Kekal Anda, hal. 55)

(Dicuplik dari buku saya, "Ibadah yang Murni", yang terbit dalam bentuk ebook thn. 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar