Sabtu, 21 Mei 2016

Kehidupan Kristen yang Berkemenangan dan Penuh Kelegaan: Anda Sudah Memilikinya, Tidak Perlu Mengusahakannya Lagi!

Manusia (secara alamiah) selalu siap untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu yang dianggap perlu demi mendapatkan suatu prospek (kehidupan/keadaan yang lebih baik di kemudian hari). Jadi setiap kali ada seseorang yang menceritakan tentang kehidupan Kristen yang berkemenangan di dalam Kristus atau kehidupan yang dijalani bersama Tuhan dengan penuh kelegaan setiap hari... reaksi kebanyakan orang adalah seperti ini:

"Oh, alangkah indahnya itu! Kapan ya, saya bisa memiliki kehidupan yang seperti itu? Saya akan melakukan apa saja untuk bisa memilikinya. Adakah yang bisa memberitahukan di sini, apa yang harus saya lakukan untuk bisa memiliki kehidupan yang seperti itu?"

Lihatlah, orientasi kita (secara alamiah) adalah selalu pada perbuatan atau mengerjakan sesuatu (demi mendapatkan sesuatu). Padahal kehidupan Kristen itu.....atau kehidupan Kristen yang berkemenangan itu....atau kehidupan Kristen yang selalu dalam kelegaan itu (atau apapun sebutan yang lainnya untuk itu!) adalah sesuatu yang sudah kita miliki sekarang ini juga (atau, lebih tepatnya, sejak kita menjadi orang percaya). Itu bukanlah sesuatu yang masih di depan atau masih perlu untuk anda usahakan lagi, supaya bisa memilikinya. Itu adalah sesuatu yang perlu untuk anda terima saja.

Dan begitu membaca kalimat yang terakhir itu ("itu adalah sesuatu yang perlu untuk anda terima saja") biasanya kita akan langsung bereaksi begini: Nah, Anda katakan hal itu masih perlu untuk saya terima, bukankah itu menyiratkan bahwa sekarang ini saya masih belum menerimanya, belum memilikinya?

Perhatikanlah ini teman2, yang masih perlu untuk kita terima itu bukanlah hal itu lagi (bukan kehidupan Kristen yang berkemenangan itu), tapi hanyalah kebenaran tentangnya.

Kebenaran tentang apa?

Yaitu kebenaran tentang diri anda yang mengatakan bahwa sebagai orang percaya di dalam Kristus anda kini sudah memiliki kehidupan yang berkemenangan, penuh dengan kelegaan di dalam Kristus.

Periksalah ayat2 Alkitab berikut ini:

2 Korintus 5:17
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

Efesus 1:22-23
1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada.
1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Efesus 2:6
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.

Kolose 2:9-18
2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,
2:10 dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.
2:11 Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa,
2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.
2:13 Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita,
2:14 dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib:
2:15 Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.
2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi.

Terimalah kebenaran itu.

Mulai sekarang, lihatlah diri anda seperti itu, yaitu bahwa anda sudah memiliki kehidupan yang berkemenangan di dalam Kristus, penuh dengan kelegaan di dalam Kristus. 


Jangan lagi melihat diri anda sebagai seorang yang masih mengharapkan hal itu. Sebab orang yang sudah memiliki tidak mengharapkan lagi untuk memiliki apa yang sudah dimilikinya itu.

Semua kerja, usaha/upaya, dan pergumulan untuk hal ini sudah harus berhenti, teman2. Kita sudah memilikinya. Sebab kita sekarang ini sudah ada di dalam Kristus... dan semua hal yang baik, indah, dan mulia itu sudah ada di sana--sudah menjadi milik kita! Tidak ada keperluan untuk mengusahakannya lagi. Satu hal yang (masih) perlu untuk anda dan saya lakukan sekarang ini adalah menerima kebenaran itu...dan mulailah menikmatinya. Haleluya. Amin.

Alkitab Adalah Standard Kebenaran Bagi Kita--Bukan Tuhan Kita!

(Fungsi Alkitab yang Benar Bagi Orang Kristen)


Kalau dikatakan begini:

Sebagai orang Kristen, dari Alkitablah kita mengetahui apa yang baik dan benar untuk kita.

Itu benar!

Tapi kalau dikatakan begini:

Orang Kristen melakukan perbuatan2 yang baik dan benar adalah karena ada perintah atau suruhan di dalam Alkitab untuk melakukan hal2 itu.

Itu sudah tidak benar!

Mengapa?

Sebab orang Kristen itu melakukan sesuatu (atau tidak melakukan sesuatu) bukan karena adanya perintah2 atau keharusan2 yang datang dari luar dirinya (sekalipun itu dari Alkitab!), melainkan hanyalah berdasarkan dorongan yang berasal dari dalam dirinya.


Tentu saja apa yang dimaksud dengan "dorongan yang berasal dari dalam dirinya" itu bukanlah sesuatu yang berasal dari dirinya sendiri... tapi berasal dari Tuhan. Sebab sebagai orang Kristen (=orang percaya dalam Kristus), di dalam diri kita sudah tinggal/berdiam Roh Kudus. Dengan kata lain, Tuhan sendiri sudah tinggal/berdiam di dalam diri setiap orang percaya.
"yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yoh 14:17)
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku." (Ibr 8:10-11)

Jangan salah mengerti, Alkitab tetap penting bagi orang Kristen... yaitu sebagai standard kebenaran bagi kita. Tapi Alkitab bukanlah Tuhan kita atau yang mengambil posisi sebagai Tuhan bagi kita. Alkitab adalah Alkitab; Tuhan adalah Tuhan--jangan mengacaukan atau membaurkan keduanya! Hidup kita tidak dikontrol dengan aturan2 yang tertulis (di Alkitab).... tapi kita hidup bersama Tuhan yang hidup, yang tinggal di dalam kita. Soli Deo Gloria.

Kabar Baik Bagi Anda: Sebagai Orang Percaya, Anda Sudah Menerima (Kuasa) Roh Kudus!

Peringatan/perayaan hari Pentakosta atau hari pencurahan Roh Kudus pada tahun 2016 ini membawa saya kepada sebuah penyingkapan terkait dengan penerimaan (kuasa) Roh Kudus pada orang2 percaya. Saya menyebut ini sebagai sebuah "penyingkapan" karena apa yang saya lihat sekarang ini adalah sedemikian jelas dan terang-benderang. Sebelum2nya di benak saya juga sudah pernah ada gambaran2 tentang hal ini, tapi semuanya masih serba buram... belum merupakan gambar yang jelas seperti yang ada (saya lihat) sekarang ini.

Saya sangat bersukacita pada saat ini karena sudah bisa membayangkan betapa akan begitu lega dan terbebasnya orang2 Kristen tertentu ketika mereka tahu (diberitahu) tentang hal ini. Yang saya maksudkan adalah orang2 Kristen yang selama ini merasa sedemikian tertekan (resah, malu, dan minder) karena melihat dirinya sendiri sebagai orang Kristen "biasa", yang hingga kini masih belum menerima (kuasa) Roh Kudus.

Sebenarnya orang2 yang seperti ini pun menyadari (dan bersyukur) bahwa dia sudah menjadi orang percaya dalam Kristus dan karenanya dia pun percaya bahwa dia sudah menerima "karunia penghunian Roh Kudus" (yaitu Yesus tinggal di dalam dirinya melalui Roh Kudus). Tapi sampai saat ini dia masih belum melihat bahwa Roh kudus sendiri sudah datang ke atasnya dan melengkapi dia dengan kuasa (sebagaimana yang dijanjikan oleh Yesus di Kisah 1:8 dan sebagaimana yang dialami oleh orang2 percaya di hari Pentakosta di Kisah 2). Karena itulah dia melihat dirinya sebagai orang percaya "kelas dua" di dalam Kerajaan Allah. Tapi syukurlah, terang kini sudah datang....dan saya tidak sabar untuk menyaksikan pembebasan yang segera akan dialami oleh orang2 yang menerima terang ini.

Selubung yang selama ini menutupi kebenaran tentang penerimaan (kuasa) Roh Kudus ini adalah karena dalam fakta tertulisnya atau catatan secara historisnya (yang terdapat di dalam Akitab) terdapat jarak waktu yang terbentang antara kematian Yesus dan saat Dia mencurahkan Roh Kudus (dan di dalamnya terdapat 2 peristiwa lagi yang terjadi di selang waktu itu, yaitu kebangkitan dan kenaikan-Nya ke sorga). Atas dasar inilah beberapa orang/tokoh Kisten di masa lalu (para pionir gerakan Pentakosta) beranggapan dan kemudian membuat/menetapkan doktrin bahwa keselamatan (yaitu pengampunan dosa/pembenaran/kelahiran kembali) dan penerimaan (kuasa) Roh Kudus adalah dua peristiwa/pengalaman yang berbeda dan terpisah pada orang percaya.

Sedangkan awal tersingkapnya kebenaran untuk hal ini adalah ketika saya melihat (menimbang kembali) bahwa Yesus Kristus itu adalah satu Pribadi...bukan serangkaian peristiwa sejarah atau seperangkat doktrin/topik pengajaran. Karena itu ketika sekarang ini kita menerima Dia, maka kita sudah menerima semua yang merupakan karya-Nya bagi kita. Anda tidak dapat menerima pengampunan dosa atau pembenaran tanpa pada waktu yang sama itu juga menerima (kuasa) Roh Kudus. Sebab anda tidak bisa membagi-bagi atau memisahkan/menceraikan karya Kristus yang satu dari/dengan yang lainnya. Seluruh karya-Nya terangkumkan ke dalam Pribadinya. Jadi, kalau anda sudah memiliki Kristus, maka tidak disangsikan lagi, anda sudah juga memiliki segala yang merupakan (hasil) karya-Nya bagi anda--termasuk juga, tentunya, pencurahan (kuasa) Roh Kudus-Nya kepada anda!

Jadi, hanya karena di dalam catatan sejarahnya hal2 itu (kematian-Nya untuk mengampuni & membenarkan kita, dan pencurahan Roh Kudus yang dilakukan-Nya pada hari Pentakosta) terjadi secara terpisah (oleh waktu dan tempat), tidaklah berarti pada masa kini pun anda masih harus mengalami hal2 itu secara terpisah juga. Sebab peristiwa sejarah adalah peristiwa sejarah dan pengalaman rohani adalah pengalaman rohani--keduanya itu berbeda dan tidak boleh disama-samakan saja!

Apa yang terjadi di dalam sejarahnya tidak harus sama (dalam segalanya) dengan apa yang akan terjadi di dalam pengalaman (rohani) orang2 percaya. Di dalam sejarahnya peristiwa2 itu terjadi secara berurutan dan satu demi satu secara, tidak bersamaan (atau terpisah dalam waktu dan tempatnya), tapi di dalam pengalaman orang2 percaya sudah tidak lagi demikian.

Mengapa? Sebab kita sekarang ini tidak perlu menerima/mengalami peristiwa2 itu secara satu demi satu lagi, tapi sudah bisa menerima semuanya secara sekaligus.

Mengapa bisa demikian? Karena iman kita tidaklah ditujukan kepada peristiwa2 itu (secara satu demi satu) tapi ditujukan (langsung) kepada satu Pribadi, yaitu Yesus Kristus. Dan di dalam Diri-Nya semua hal (yang kita sebutkan di atas) itu sudah terdapat.

Semua yang perlu anda lakukan sekarang ini hanyalah menerima Dia (sebagai satu Pribadi). Dan sekali anda sudah menerima, dan memiliki Dia, maka anda pun sudah menerima/memiliki semua karya-Nya bagi anda.

Semogalah peringatan hari pencurahan Roh Kudus di tahun ini (dan di tahun2 seterusnya) sudah bukan lagi menjadi hari2 yang memalukan/merendahkan bagi anda atau hari2 di mana anda bergumul (atau merengek-rengek kepada Tuhan) agar anda diberi (pengalaman) dalam (kuasa) Roh Kudus-Nya lagi. Tapi kiranya sudah menjadi hari di mana anda mengingat bahwa anda (dan semua orang percaya lainnya) SUDAH menerima (kuasa) Roh Kudus.

Jadi, mantapkanlah diri anda....bahwa sekarang ini, karena anda sudah menerima dan memiliki Kristus, maka anda sudah tidak kekurangan suatu apapun lagi secara rohani. Anda sudah diampuni dan dibenarkan (dan dikuduskan). Anda sudah menerima dan memiliki (kuasa) Roh Kudus. Dan semuanya itu anda miliki dalam kadar yang maksimal! (Itu artinya: Tidak ada apapun yang masih perlu anda lakukan lagi untuknya). Jadi, sekali lagi, anda sekarang ini sama sekali tidak kekurangan apapun lagi secara rohani. Sebab sekarang ini anda telah dipenuhi dengan seluruh kepenuhan Kristus (Kol 2:9-10). Amin ya, amin. Terpujilah Yesus Kristus sekarang dan selamanya.

#MengenangHariPencurahanRohKudus

Jumat, 20 Mei 2016

Kenalilah Kasih Karunia Itu....

(5 Karakteristik Utama dari Kasih karunia)


Banyak orang yang merasa bahwa mereka sudah mengenal/memahami (tentang) kasih karunia, tapi mereka sebenarnya hanyalah sekedar tahu serba sedikit saja tentangnya. Sebagian orang lainnya menyama-ratakan begitu saja antara kasih, kemurahan dan kebaikan2 Tuhan yang lainnya dengan kasih karunia. Mereka tidak bisa membedakan atau tidak melihat adanya perbedaan antara kasih karunia (grace) dengan kasih (love), kemurahan (mercy), dan kebaikan (goodness) pada diri Tuhan. (Memang pada kasih karunia masih terdapat juga ciri2 umum dari kasih, kemurahan, dan kebaikan Tuhan, tapi kasih karunia itu sendiri memiliki ciri2/karakteristik istimewa, yang tidak terdapat pada yang lainnya itu dan hanya terdapat pada kasih karunia saja, seperti yang akan kita lihat nanti). Hal itu tentunya karena pengetahuan mereka sangat minim, dan apa yang mereka miliki hanyalah pengetahuan yang secara umum saja tentang Tuhan. Tentunya tidak cukup bagi kita hanya memiliki pengetahuan yang secara umum saja tentang Tuhan (dan tentang kasih karunia itu). Ada dua ayat Alkitab yang sangat baik untuk menasihati kita dalam hal ini....
"Umat-Ku dibinasakan karena kurang pengetahuan. Oleh karena kamu menolak pengetahuan itu, Aku pun menolak kamu menjadi imam bagi-Ku..." (Hos 4:6 MILT)
"Tanpa pengetahuan kerajinanpun tidak baik...." (Ams 19:2)
Terlebih lagi bagi kita umat Perjanjian Baru, kasih karunia adalah satu2nya asas yang berlaku (dalam hubungan kita dengan Tuhan) sekarang ini. Yaitu, sebagaimana yang kita sudah ketahui bahwa sekarang ini kita sudah tidak berada di bawah hukum Taurat lagi, tapi sudah berada di bawah kasih karunia (lih: Roma 6:14). Dan karena itu betapa pentingnya bagi kita untuk mengenali kasih karunia itu dengan sebaik2nya dan se-akurat2nya.

Supaya tidak timbul kesalahpahaman yang tidak perlu nantinya, maka sejak awal ini saya merasa perlu untuk memberikan batasan pada istilah kasih karunia yang saya gunakan di sini. Kasih karunia yang kita bicarakan di sini adalah tentang kasih karunia Allah di dalam Kristus atau, lebih spesifik lagi, hanya yang berkaitan dengan keselamatan dan/atau hubungan vertikal kita dengan Tuhan saja.

Lima Karakteristik yang Utama


Berikut ini saya akan membagikan lima karakteristik yang utama dari kasih karunia yang sangat penting untuk kita semua kenali (untuk membantu kita bisa mengenali/menilai dengan tajam dan akurat mana2 yang merupakan pekerjaan dari kasih karunia dan mana2 pula yang bukan):

1. Kasih karunia itu bekerja secara bebas dan berdaulat (Roma 9:11-33)


Itu artinya kasih karunia itu tidak bisa diatur atau di-'setel' atau di-'setir' oleh manusia. Ia bekerja atas inisiatifnya sendiri, bukan karena diminta dan juga bukan karena mempertimbangkan jasa2 atau kebaikan2 dari pribadi2 yang menjadi objeknya.

Jadi....

➜ Kasih karunia itu bukanlah sesuatu yang perlu untuk kita minta atau doakan
➜ Kasih karunia itu pun bukanlah sesuatu yang kita menangkan (dengan cara apapun!)
➜ Kasih karunia itu datang kepada kita karena Allah yang memilih kita (untuk menjadi penerima dari kasih karunia-Nya)


¤ Itulah kasih karunia...yang tidak begitu bukanlah kasih karunia!


2. Kasih karunia itu bekerja sendirian dan hanya secara sepihak saja 


Jadi, dengan kata lain, dalam melakukan semua pekerjaannya kasih karunia tidak memerlukan peran atau bantuan apapun dari pihak kita manusia. Dan karena itu kasih karunia itu bukan dan bahkan adalah berlawanan dengan prinsip kerja-sama. Sebab, sebagaimana yang kita tahu, kerja-sama itu memerlukan dua pihak yang sama2 bekerja (masing2 pihak mengerjakan bagiannya). Sementara kasih karunia itu tidak menyisakan apapun bagi pihak kita untuk kita kerjakan--seluruhnya dikerjakan atau diambil-alih olehnya!
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." (Ef 2:8
"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." (Yoh 1:13
"Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yoh 3:8)

¤ Itulah kasih karunia...yang tidak begitu bukanlah kasih karunia!


3. Kasih karunia itu adalah Pemberian yang Sepenuhnya Cuma-cuma--tidak menuntut pembayaran dan tidak mengharapkan balasan

 

"dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:24
"Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah [kasih karunia], tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran [berdasarkan kasih karunia]." (Roma 4:4-5
"Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia." (Roma 11:6)

Kita tidak hanya tidak perlu untuk berbuat apapun sebagai bayaran untuk bisa mendapatkan kasih karunia itu, tapi juga tidak diharapkan untuk berbuat apapun sebagai balasan (dari kita) untuknya.

Dengan kata lain, kasih karunia itu bukanlah pemberian yang seperti ini:
"Kalau kamu berbuat begini dan begitu, maka kamu akan diberi ini dan itu."
Juga bukan seperti ini:
"Karena kamu sudah diberi ini dan itu, maka sepatutnyalah kamu berbuat begini dan begitu."
Banyak sekali pengkhotbah Kristen yang gagal untuk melihat/memahami tentang hal ini (khususnya pada bagian tentang balasan itu). Sebagian pengkhotbah itu sudah benar dengan mengatakan Allah sudah menyelamatkan/membenarkan kita secara cuma2 oleh kasih karunia semata, tapi kemudian menambahkan lagi dengan berkata begini: dan untuk selanjutnya Dia meminta kita untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya di dalam hidup kita. Atau, dengan perkataan yang labih langsung lagi: Jadi, layaklah kita sekarang ini membalas kebaikan-Nya itu dengan melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya di dalam hidup kita.

Mereka ini mungkin tidak sadar, bahwa dengan berbuat demikian mereka sebenarnya sedang merusak makna dari kasih karunia itu sendiri. Kasih karunia itu akhirnya menjadi suatu pemberian yang tidak ikhlas dari Tuhan. Bahkan hal itu menunjukkan gambaran yang sangat merusak tentang Tuhan, seolah-olah (dalam memberikan kasih karunia-Nya kepada seseorang) Tuhan seperti seorang yang sedang meletakkan makanan (umpan) pada mata kail. Bagaimanakah hal yang sedemikian itu masih bisa disebut sebagai kasih karunia??

Mungkin akan ditanyakan begini: Tidakkah kasih karunia itu mengubah kita?

Saya sangat setuju bahwa kasih karunia itu mengubah kita. Tapi kasih karunia itu mengubah kita bukanlah dengan cara menuntut atau memberi syarat kepada kita (atau pun dengan memberi kita rasa bersalah kalau tidak membalasnya). Bukan begitu cara yang ditempuhnya. Tapi cara kasih karunia mengubah kita adalah dengan kuasa/pengaruh yang memang terdapat di dalamnya sendiri. Kasih karunia itu sendirilah yang mengubah kita atau yang membuat kita berubah.


¤ Itulah kasih karunia...yang tidak begitu bukanlah kasih karunia!

4. Kasih karunia itu bekerja dengan hasil yang sempurna 


Dalam semua yang dikerjakan oleh kasih karunia hasilnya (sudah) sempurna, tidak ada cacat atau kelemahan atau kekurangan sama sekali--karenanya tidak memerlukan perbaikan atau tambahan apapun lagi untuknya.

Karena itu bisa dikatakan juga bahwa para penerima kasih karunia itu adalah orang2 yang sudah sempurna. Itu bukan untuk mengatakan bahwa sekarang ini juga kesempurnaan itu sudah terwujudkan (sepenuhnya) pada diri penerimanya. Tentu saja masih ada bagian2 di dalam diri kita yang (masih) sedang disempurnakan. Tapi, karena kuasa yang sempurna (dan penyempurna) itu sekarang ini sudah berada di dalam diri kita, maka pekerjaan penyempurnaan itu sudah merupakan sesuatu yang pasti terjadi--tidak mungkin untuk tidak terjadi! Karena itulah (dan dalam pengertian itulah) bisa dikatakan bahwa para penerima kasih karunia ini sekarang ini adalah orang yang sempurna (yaitu, sekali lagi, karena kesempurnaannya sudah pasti terjadi, dan tidak mungkin untuk tidak terjadi!). Itu sama saja halnya dengan kita, yang sekarang ini sudah bisa disebut sebagai orang2 yang sudah selamat (sudah diselamatkan). Padahal kita semua tahu bahwa kita masih belum berada di sorga sekarang ini... kita masih ada di bumi dan masih berada di dalam tubuh yang fana ini. Tapi, karena keselamatan kita itu adalah sesuatu yang sudah pasti dan tidak ada keadaan atau kekuatan apapun yang bisa membatalkan/menggagalkannya lagi, maka kita pun mengakui bahwa kita SUDAH selamat (bukan "akan selamat").


¤ Itulah kasih karunia...yang tidak begitu bukanlah kasih karunia!

5. Kasih karunia datang "satu paket" dengan Yesus 


"Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus." (Yoh 1:16-17)
Ini berarti semua yang disebut/diperkenalkan sebagai "kasih karunia", tapi yang terlepas dari Yesus, itu bukanlah kasih karunia Kristen. Ini mungkin merupakan ciri yang paling kuat dalam menjadikan kasih karunia sebagai sesuatu yang istimewa dari Allah. Kasih Allah, misalnya, adalah sesuatu yang diberikan atau ditujukan secara umum kepada semua manusia--termasuk kepada orang2 yang di luar Kristus (unbelievers). Bagaimana kita ketahui hal itu? Sebab Alkitab memberitahu kita bahwa Allah adalah kasih (dan karenanya tidak mungkin Dia tidak mengasihi siapapun!)...
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih... Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yoh 4:8, 16)
Demikian juga dikatakan tentang kebaikan Allah, itu ditujukan kepada semua manusia tanpa terkecuali...
"Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Mat 5:45). 
Sedangkan kasih karunia secara khusus hanya diberikan bersama-sama dengan (iman kepada) Yesus...

"Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus." (Yoh 1:16-17
"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah." (Ef 2:8
"dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman." (2 Tes 3:2)

Dan satu hal lagi, bagi semua orang yang sudah di dalam Kristus juga sudah memiliki kasih karunia, yaitu sebayak yang dia perlukan...atau setidaknya, semua kasih karunia yang diperlukannya akan diberikan juga kepadanya, tanpa perlu dia memintanya lagi. Mengapa? Sebab kasih karunia datang "satu paket" dengan Yesus Kristus.


¤ Itulah kasih karunia...yang tidak begitu bukanlah kasih karunia!


Demikianlah pemaparan tentang 5 karakteristik utama dari kasih karunia ini. Kiranya para pembaca semua beroleh berkat darinya. Haleluya. Sola gratia. Soli Deo gloria. Amin.