Rabu, 17 Februari 2016

Siapa Bilang Hukum Taurat Sudah Dibatalkan Sama Sekali?

Ada sebuah point yang membedakan antara ajaran Reformed/Calvinisme dengan apa yang dipercayai oleh kaum Grace ("hyper/radical-grace"), yaitu berkaitan dengan hukum Taurat dan pemberlakukannya di dalam Kekristenan. Perlu saya tambahkan bahwa ini adalah perbedaan yang cukup signifikan di antara kedua "kubu" ini (kebanyakan perbedaan2 lainnya, yang sering diduga oleh orang2, sebenarnya kurang signifikan!).

Di manakah letak perbedaannya itu?

Saya akan tunjukkan di sini secara ringkas saja. Kaum Grace memandang hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi bagi kita orang2 Kristen (baik untuk tujuan mendapatkan pembenaran/keselamatan maupun untuk pengudusan kita dan/atau perkenanan Tuhan kepada kita). Sedangkan kaum Reformed/Calvinis memandang hukum Taurat (yaitu bagian hukum moralnya) masih berlaku untuk pengudusan kita dan/atau perkenanan Tuhan kepada kita.

Tapi, dalam kesempatan ini, bukan soal perbedaan antara kedua "kubu" ini yang hendak saya angkat sebagai bahan pembahasan (walaupun soal ini sebenarnya cukup penting juga untuk dijadikan pembahasan, tapi biarlah hal itu kita dorong aja dulu ke depan, ya...!). Apa yang hendak saya lakukan sekarang di sini adalah untuk meluruskan pemahaman, khususnya di kalangan teman2 saya (orang2 grace) mengenai pembatalan/pemberlakuan hukum Taurat itu.

Kenapa saya merasa perlu untuk melakukan hal itu? Apakah saya melakukannya karena sekarang ini saya (sudah) tidak setuju (lagi) bahwa hukum Taurat itu sudah dibatalkan bagi kita orang2 kristen?

Saya tegaskan di sini, saya setuju bahwa hukum Taurat itu sudah dibatalkan atau sudah tidak berlaku lagi sekarang ini bagi kita orang2 Kristen (yaitu untuk kehidupan kerohanian kita). Tapi saya mau memperjelas apa yang menjadi permasalahannya di sini, yaitu: sebenarnya dalam hal/artian apakah hukum Taurat itu sudah dibatalkan atau sudah tidak berlaku lagi? Soalnya, ada sebagian teman yang terlalu bersemangat (=terlalu maju) dengan mengatakan bahwa sejak kematian Yesus hukum Taurat itu sudah dibatalkan sama sekali.

Perhatikanlah bahwa itu adalah dua hal yang berbeda (yaitu mengatakan "hukum Taurat sudah dibatalkan bagi kita" dan "hukum Taurat sudah dibatalkan sama sekali"). Saya setuju dengan (dan meyakini) yang pertama, tapi saya tidak setuju dengan yang kedua.

Semua kita harus memahami dengan jelas tentang hal ini: Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan sebagai hukum Taurat.

Jadi, adalah salah kalau dikatakan hukum Taurat sudah dibatalkan sama sekali. Sebab hukum Taurat masih tetap berlaku..... ya, masih tetap berlaku hingga sekarang ini. Walaupun tentunya keberlakuannya itu sudah bukan lagi untuk kita orang2 Kristen (yaitu untuk kehidupan kerohanian kita). Tapi hukum Taurat masih akan tetap berlaku setidaknya untuk 3 (tiga) tujuan yang berikut ini:

1. Bagi Bangsa Israel/Umat Yahudi

Ingatlah bahwa bangsa Israel memiliki peranan yang khusus/istimewa di dalam rencana dan karya Allah di dunia ini. Bangsa ini tidak akan dibiarkan Allah musnah, tapi akan tetap dipelihara oleh-Nya--sampai semua rencana (dan janji2-Nya) kepada/melalui bangsa ini digenapi (Roma 11:25-32).

Sedangkan bangsa Israel, yang adalah umat Yahudi ini, tidak mungkin untuk terpisahkan dari/dengan hukum Taurat. Karena itu, selama bangsa ini masih ada (eksis) di dunia ini, maka hukum Taurat akan tetap ada (atau tetap berlaku, setidaknya bagi mereka).

2. Bagi Semua Bangsa di Dunia ini

Tidak hanya bangsa Israel saja yang memerlukan hukum Taurat, tapi bangsa2 lainnya (di dunia ini) pun memerlukan hukum Taurat juga, yaitu inti dari hukum moral yang terdapat pada hukum Taurat itu, khususnya pada kesepuluh perintahnya. Kesepuluh perintah dari hukum Taurat itu bisa dikatakan merupakan saripati dari kebajikan manusia secara universal. Setiap bangsa/negara di dunia ini tentunya memerlukan hukum2 yang menjadi dasar bagi pemerintahan, dan untuk bisa mengayomi semua rakyatnya. Dan hukum Taurat itu tetap adalah sumber hukum terbaik yang bisa dijadikan sebagai dasar yang kuat bagi semua bangsa dalam membangun sistem hukum mereka.

Karena itu, bisa dikatakan bahwa selama bangsa2 masih ada di dunia ini, hukum Taurat masih tetap berlaku (sekalipun di sini wujudnya sudah tidak lagi sebagai hukum Taurat yang utuh/orisinil, tapi apa yang sudah merupakan pengembangan darinya).

3. Bagi kehidupan Umum Kita

Mungkin beberapa teman sudah bertanya-tanya tentang frasa yang beberapa kali saya sisipkan pada kalimat2 saya di atas tadi. Ini dia frasanya: "yaitu untuk kehidupan kerohanian kita." Apakah maksudnya itu? Dari apa yang saya sampaikan selanjutnya di sini nanti, Anda akan tahu sendiri, apakah yang saya maksudkan dengan itu.

Kita sebagai orang2 Kristen memiliki dan menjalani dua sisi kehidupan:

1) Kehidupan khusus (kehidupan rohani/kerohanian kita sebagai ciptaan baru di dalam Kristus);
2) Kehidupan umum (kehidupan sebagai manusia biasa yang tinggal di bumi, dan dalam tubuh jasmani, sebagaimana layaknya dengan semua manusia yang lainnya).

Pada sisi yang pertama itu, apa yang kita miliki dan jalani adalah sama sekali sudah berbeda dan tidak ada persamaannya dengan orang2 luar (unbelievers).

Tapi pada sisi yang keduanya, apa yang kita miliki (dan jalani) masih sama saja dengan yang dimiliki (dan dijalani) oleh orang2 luar (unbelievers). Misalnya: sebagaimana mereka membutuhkan makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, seks, perhatian, kasih sayang.... begitulah kita pun masih membutuhkan hal2 itu juga.

Di sisi kehidupan umum ini kita juga masih (harus) takluk/tunduk kepada hukum2 yang mengatur (=menjaga keteraturan/ketertiban) di dalam kehidupan kita ini. Hukum2 itu bisa dirangkum ke dalam setidaknya 3 kelompok ini:

1) Hukum2 alam;
2) Hukum2 Negara;
3) Hukum2 Moral.

Dan, tentu saja, khususnya butir ke-2 dan ke-3 di atas itu tidak bisa dilepaskan dari hukum Taurat.

Demikianlah, semoga penjelasan ini bisa memberikan kejelasan yang diperlukan bagi teman2 sekalian, khususnya bagi yang merasa memerlukannya, ya! Amin.
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

2 komentar:

  1. Hukum Taurat tidak pernah dibatalkan sebagai hukum Taurat.

    Baca kalimat itu ahirnya aku mulai mengerti bang.

    Memberkati bah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mantaplah kalo begitu... Iya, kan?! Hahaha... :D

      Hapus