Jumat, 22 April 2016

Pandangan Keselamatan yang Saya Anut

(Apakah Keselamatan Kristen Mencakup Hal2 Jasmani-Materi-Alami atau Tidak?)

Nampaknya saya perlu membuat menjadi jelas mengenai apa yang menjadi pandangan saya tentang keselamatan (karena kelihatannya sudah ada sebagian orang yang membuat kesimpulan mereka sendiri yang keliru tentangnya). Sejujurnya saya memang memiliki pandangan yang berbeda tentang keselamatan (khususnya dengan sebagian teman yang masih berpegang pada paham keselamatan dari kalangan Kharismatik, khususnya lagi yang mengadopsi pengajaran dari word of faith movement dan prosperity gospel--entah secara sadar atau tidak!).

Atau, kalau menggunakan bahasa yang blak2-an saja, saya memang berpandangan bahwa keselamatan yang dibicarakan di dalam Injil hanya terkait dengan soal2 yang menyangkut hidup kerohanian kita saja, tidak mencakup soal2 kehidupan umum (jasmani-materi-alami) kita.

Tentang hal itu, saya harap sudah menjadi clear kepada semua orang (yaitu bahwa saya memang berpandangan yang demikian itu). Tapi janganlah kemudian ditarik kesimpulan dari situ, sehingga dipersepsikan seolah-olah saya berpandangan bahwa Tuhan sama sekali tidak berurusan dengan soal2 kehidupan umum kita (hal2 jasmani dan materi). Itu haruslah dilihat sebagai dua hal yang berbeda, tidak boleh dicampuradukkan. Sebab mengatakan keselamatan hanya terkait dengan soal2 yang menyangkut hidup kerohanian kita saja, tidak mencakup soal2 kehidupan umum (jasmani-materi-alami) tidaklah sama dengan mengatakan Tuhan sama sekali tidak berurusan dengan soal2 kehidupan umum kita (hal2 jasmani-materi-alami). Tentu saja saya percaya bahwa Tuhan juga peduli (dan mengurus) untuk soal2 kehidupan umum (jasmani-materi-alami) kita. Tapi perbedaannya akan terletak pada soal melihat cara yang ditempuh oleh Tuhan dalam "mengurus" hal2 itu (baik hal2 jasmani-materi-alaminya maupun hal2 rohani-supra alaminya).

Menurut pandangan yang saya anut, cara Tuhan dalam mengurus kedua hal itu (hal2 jasmani-materi-alami dan hal2 rohani-supra alami) tidaklah sama. Atau, dengan kata lain, Tuhan tidak membuat kedua hal2 itu menjadi satu paket (=1 paket keselamatan yang di dalamnya terdiri dari dua bagian: hal2 yang jasmani-materi-alami dan hal2 yang rohani-supra alami).


DASAR YANG KELIRU/LEMAH DALAM MEMBANGUN AJARAN KEKRISTENAN

Orang yang mendukung pandangan bahwa keselamatan itu mencakup dua aspek di dalamnya (yaitu hal2 rohani-supra alami dan juga hal2 jasmani-materi-alami) sering mengambil "dukungan Alkitab" untuk pandangan mereka itu dari kitab2 Injil. Itu adalah sebuah dasar yang rapuh untuk membangun sebuah pandangan (konsep, ajaran) dalam Kekristenan.

Mengapa? Apakah saya mau mengatakan bahwa kitab2 Injil adalah kurang kredibel atau tidak/kurang diilhami oleh Roh Kudus?

Bukan begitu. Hanya saja, apa yang terdapat di dalam kitab2 Injil itu pada umumnya adalah masih merupakan "bahan-bahan mentah" atau yang belum terkonsepkan dengan baik (menjadi ajaran2--yang murni Kristen).

Dan, jangan lupa juga bahwa di kitab2 Injil itu ada (lebih banyak) bahan2 yang sesungguhnya diperuntukkan bagi orang2 luar (orang2 Yahudi pada masa itu)--bukan untuk kita, orang2 Kristen. Dan akan diperlukan tingkat ke-ahli-an tertentu untuk seseorang bisa, dengan pantas, melakukan pemilah-milahan atasnya (mana2 yang hanya untuk orang Yahudi di masa itu, dan mana2 pula yang berlaku juga untuk kita sekarang ini).


DASAR YANG LEBIH BAIK

Di dalam Surat2 Paulus-lah yang terutama bisa kita temukan ajaran2 Kekristenan itu secara sudah (lebih) terkonsepkan dengan baik. Karena itulah saya menjadikan surat2 Paulus sebagai sumber utama untuk membangun/menyusun ajaran2 Kekristenan.

Berikut ini saya akan bagikan 3 hal penting dari surat2 Paulus itu sehubungan dengan topik pembicaraan kita di sini (yaitu: Apakah keselamatan Kristen itu mencakup juga soal2 jasmani-materi-alami?).

1. Di semua suratnya Paulus tidak pernah memasukkan soal2 jasmani-materi-alami ke dalam keselamatan Kristen.

Saya senang sekali kalau ada orang, siapa saja, yang bisa menunjukkan dari surat2 Paulus sesuatu yang mengatakan bahwa Paulus meyakini/mengajarkan hal2 jasmani-materi-alami itu tercakup di dalam keselamatan Kristen. Silahkan saja dibagikan di sini, ya... kalau sekiranya Anda menemukan hal yang seperti itu... (walaupun, sekali lagi, saya tidak yakin kalau hal yang seperti itu ada!)

2. Paulus hanya memasukkan soal2 jasmani-materi-alami itu ke dalam cakupan pelayanan yang bergerak dalam karunia2 Roh.

Dengan karunia2 Roh ada berbagai hal--ajaib atau supra-alami--yang bisa terjadi (dimanifestasikan) di alam/area jasmani-materi-alami. Setidaknya ada 9 macam karunia2 Roh yang didaftarkan oleh Paulus di 1 Korintus 12:8-10. Kita ambil saja satu di antaranya sebagai contoh, yaitu karunia untuk menyembuhkan. Dengan adanya karunia yang satu ini maka orang2 yang mengidap/menderita sakit-penyakit akan bisa mengalami penyembuhan oleh kuasa Allah (melalui orang2 percaya, yang diberi/dipakai oleh Allah dalam karunia ini).

Tapi sekalipun demikian, jelaslah bahwa adanya karunia penyembuhan ini tidak bisa dijadikan sebagai sebuah dukungan/pembuktian bahwa Paulus mengajarkan hal2 jasmani-materi-alami itu tercakup ke dalam keselamatan Kristen. Mengapa? Sebab kesembuhan2 yang tejadi melalui adanya karunia penyembuhan itu tidaklah bersifat merata/menyeluruh kepada semua orang percaya (yang menderita sakit-penyakit). Padahal harusnya, kalau memang hal2 jasmani-materi-alami itu tercakup juga dalam keselamatan, hal yang demikian itulah yang terjadi, yaitu semua orang Kristen yang mengidap sakit-penyakit akan secara langsung mengalami kesembuhan pada ketika mereka menjadi orang percaya (sama seperti semua kita sudah secara langsung diampuni, dibenarkan, dan dijadikan anak2 Allah pada saat kita percaya kepada Yesus).

3. Malahan di dalam surat Roma Paulus pernah membuat pernyataan yang dengan tegas menolak/menyangkal keterkaitan antara soal2 jasmani-materi-alamiah itu dengan keselamatan. Mari kita periksa pernyataannya itu....
"Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman, tapi  soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." (Roma 14:17)
Tentunya sudah jelas bahwa Kerajaan Allah (KA) adalah identik dengan keselamatan (diselamatkan= masuk ke dalam KA atau menjadi warga dari KA). Nah, di sini Paulus memberikan contoh-contoh untuk menjelaskan mengenai apakah sesungguhnya KA itu, secara negatif dan positif (dengan rumusan: KA bukanlah soal.... tapi soal....)
  • KA bukan soal: "Makanan dan minuman"--Itu adalah hal2 yang (bersifat) jasmani-materi-alami
  • Tapi soal: "Kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus"--Itu adalah hal2 yang (bersifat) rohani-supra alami. 

Jadi kesimpulannya, Kerajaan Allah (=keselamatan) itu hanya berisikan (atau berurusan dengan) hal2 yang (bersifat) rohani-supra alami saja, dan bukan (atau tidak termasuk) hal2 (yang bersifat) jasmani-materi-alami.


ORA ET LABORA: PRINSIP UNTUK MENGURUS HAL2 YANG JASMANI-MATERI-ALAMI

Tentu akan timbul pertanyaan: Kalau di dalam keselamatan kita itu tidak tercakup hal2 yang bersifat jasmani-materi-alami, apakah hal itu berarti Tuhan membiarkan kita untuk mengurusnya sendiri saja? Tentunya tidak demikian. Seperti yang sudah saya singgung di atas, Tuhan masih tetap berkenan untuk mengurus hal2 jasmani-materi-alami di dalam kehidupan kita, tapi hal itu dilakukan-Nya dengan cara/penanganan yang sudah berbeda... dan juga ditangani secara terpisah dengan keselamatan. Inilah perbedaan yang utama dari kedua cara yang ditempuh oleh Allah itu:
  1. Untuk hal2 rohani-supra alami: Dia mengambil alih semuanya dan membereskan semuanya bagi kita; 
  2. Untuk hal2 jasmani-materi-alami: Dia hanya membantu kita dalam hal2 atau di saat2 di mana kita tidak berdaya atau sudah sangat memerlukan pertolongan (dari-Nya) saja. 

Terkait dengan cara yang ditempuh oleh Tuhan di dalam hal2 jasmani-materi-alami ini saya akan mengingatkan kita kepada sebuah prinsip yang sebenarnya sudah lama dikenal di dalam Kekristenan (tapi, sayangnya, sudah banyak kali dilupakan pada masa sekarang ini--khususnya di gereja2 muda!), yaitu yang terkenal dari bahasa Latinnya: ORA ET LABORA.

Itu artinya bukan berdoa sambil bekerja (yaitu yang sering juga diartikan secara keliru oleh orang2 Kristen!), tapi BERDOA DAN BEKERJA.

Inilah prinsip yang berlaku di dalam hal2 jasmani-materi-alami, di sini kita dituntut untuk BERDOA dan BEKERJA. Sedangkan di dalam hal2 rohani-supra alami kita tidak dituntut apa2, Tuhan yang melakukan semuanya; di sinilah kita temukan arti yang sesungguhnya dari KASIH KARUNIA itu.... "Kalau itu kasih karunia kita tidak bekerja untuknya, kalau kita bekerja juga untuknya, itu bukanlah kasih karunia."


MARI KITA NAIKKAN "TINGKAT KONTRAS"-NYA

Untuk lebih memperjelas maksudnya dan supaya perbedaan pada kedua cara itu bisa benar2 terpampang nyata bagi kita, saya akan mencoba untuk "menaikkan tingkat kontrasnya hingga maksimal"...dengan menghadirkan tanya-jawab sebagai yang berikut ini:

Apakah kita masih perlu berdoa dan bekerja untuk hal2 seperti ini: pengampunan dosa, pembenaran, pengudusan, perkenanan dan penerimaan Allah, dll-nya?

Jawabnya: Tidak perlu lagi. Sebab semuanya itu sudah menjadi milik kita sejak kita percaya (atau sejak kita ada di dalam Kristus).

Apakah kita masih perlu berdoa dan bekerja untuk hal2 ini: Study, pekerjaan, teman hidup, pergaulan, dll-nya?

Jawabnya: Masih perlu.

Nah, kenapa kita sudah tidak perlu berdoa dan bekerja lagi untuk hal2 yang pertama, tapi masih perlu berdoa dan bekerja lagi untuk hal2 yang kedua?

Jawabnya: Karena hal2 yang pertama itu tergolong ke dalam hal2 rohani-supra alami (yaitu yang merupakan karya Allah sepenuhnya bagi kita), dan karena hal2 yang kedua itu tergolong ke dalam hal2 jasmani-materi-alami (yang merupakan peran wajar kita dalam hidup ini, sekalipun di dalamnya masih disertai juga dengan bantuan/pertolongan dari Tuhan di mana perlu!)

Segitu ajalah dulu, ya. Semoga paparan yang sederhana ini bisa membantu (bagi yang membutuhkannya). Soli Deo Gloria. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar