Minggu, 03 Juli 2016

Mengapa Para Pengkhotbah Kasih Karunia Cenderung Memperlawankan HukumTaurat dan Kasih Karunia?

Beberapa orang mempertanyakan begini: Mengapa para pengkhotbah kasih karunia kelihatannya suka sekali memperlawankan antara hukum Taurat dan kasih karunia? Bukankah kedua-duanya itu adalah baik, dan sama-sama berasal dari Tuhan juga? Jadi, kenapa harus diperlawankan?

Saya harus mengatakan bahwa itu adalah sebuah pengamatan yang keliru.

Mengapa?

Sebab sesungguhnya bukan pengkhotbah kasih karunia yang memperlawankan antara hukum Taurat dengan kasih karunia, tapi Tuhan sendiri--di dalam Alkitab--yang membuat perlawanan itu.

Benarkah demikian? Atau, itu hanyalah opini saya semata?

Berikut ini adalah beberapa ayat dari Alkitab yang dengan sangat jelas mengungkapkan tentang hal itu....

"sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus." (Yohanes 1:17)
"Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia." (Roma 6:14)
"Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia." (Galatia 5:4)

Nah, karena Tuhan sendirilah yang sudah memperlawankan antara kedua hal itu (hukum Taurat dan kasih karunia) di dalam firman-Nya, pengkhotbah kasih karunia tentunya tidak dapat berbuat yang lain di dalam khotbah-khotbah mereka, selain harus berbuat hal yang sama dengan itu, yaitu: Memperlawankan hukum Taurat dan kasih karunia.

Sebab sama seperti kita tidak boleh memisahkan apa yang sudah dipersatukan oleh Tuhan, demikian jugalah kita tidak boleh mendamaikan apa yang sudah diperlawankan oleh Tuhan (mempersatukan apa yang sudah dipisahkan oleh Tuhan).

Jadi, kalau di depan nanti Anda menangkap kesan bahwa para pengkhotbah kasih karunia sangat cenderung sekali untuk memperlawankan antara hukum Taurat dan kasih karunia.... (harusnya) Anda sudah tahu sekarang, bahwa bukan kami (para pengkhotbah kasih karunia) yang membuat "perlawanan" itu. Tuhan sendirilah yang telah memulainya.

Kami hanyalah sekedar mengikuti apa yang sudah dibuat oleh Tuhan sendiri di dalam firman-Nya. Kami hanyalah para pemberita (=pembawa/penyampai beritanya), bukan pembuat beritanya.

Demikian, Harap dimaklumi. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar