Selasa, 19 Juli 2016

Syarat untuk Berbuah Bagi Allah: "Mati bagi Hukum Taurat"

"Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah MATI BAGI HUKUM TAURAT oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita BERBUAH BAGI ALLAH." (Roma 7:4)
Ternyata Tuhan tidak menghendaki kita untuk mati hanya bagi hal-hal yang jahat/buruk saja (seperti: daging atau manusia lama, dan dunia), tapi Dia menghendaki kita untuk mati bagi hal yang baik dan suci juga, seperti hukum Taurat. (Di ayat-ayat Alkitab yang lain) hukum Taurat itu juga dikatakan "rohani" dan "berasal dari Allah."

Patut untuk dipertanyakan: Kenapa Tuhan menghendaki supaya kita mati bagi hal yang baik dan rohani seperti hukum Taurat ini?

Jawabannya menurut hemat saya begini: Itu karena bukan hanya hal-hal yang (pada dirinya) jahat/buruk saja yang bisa merusak atau menjadi racun bagi kerohanian kita, tapi hal-hal yang pada dasarnya baik atau rohani sekalipun, tapi kalau itu bukan dimaksudkan untuk kita (orang-orang Kristen), akan bisa merusak (menjadi racun) juga!

Hukum Taurat tadinya diperuntukkan bagi bangsa Israel (umat Yahudi) dan itu dimaksudkan hanya sebagai "penuntun" sampai pada kedatangan Kristus. Dan karena kita sekarang ini sudah berada di dalam Kristus, kita sudah tidak memerlukan hukum Taurat lagi. Memaksakan hukum Taurat untuk berperan lagi di dalam kerohanian kita sebagai orang Kristen, pasti akan membawa akibat-akibat yang merusak ke dalamnya. Jadi, itulah mengapa kita harus mati bagi hukum Taurat.

Kalau kita gagal dalam hal ini atau kita tidak mati bagi hukum Taurat tentunya, seperti yang sudah disebutkan tadi, kerohanian kita akan dirusak--entah apa atau bagaimanapun bentuk dari kerusakan tersebut! Tapi kalau kita benar-benar mati bagi hukum Taurat maka, menurut ayat Alkitab ini, kita akan BERBUAH BAGI ALLAH.

Itu membuat saya berpikir begini tentang orang-orang Kristen yang masih menjalani hidup kerohanian mereka di bawah hukum Taurat: Sekalipun tampaknya mereka itu adalah orang-orang yang taat (kepada hukum-hukum Tuhan), tapi itu hanyalah ketaatan yang semu (dan yang cenderung munafik!) semata. Dan apa yang mereka tampilkan itu tidak lebih hanyalah "buah plastik" belaka!

Mengapa?

Sebab hanya orang-orang yang menjalani hidup kerohaniannya di bawah kasih karunia saja (yaitu yang sudah mati bagi hukum Taurat) yang benar-benar akan menghasilkan BUAH yang sejati bagi kemuliaan Allah.

NB: Perlu juga diperhatikan bahwa soal matinya kita bagi hukum Taurat ini adalah suatu hal yang sudah terjadi pada kita, jadi bukan merupakan suatu hal yang masih perlu untuk kita upayakan (atau meraihnya) lagi. Apa yang diperlukan di sini hanyalah untuk kita melihatnya demikian, yaitu bahwa--di dalam persekutuan dengan Kristus--kita sudah mati bagi hukum Taurat. Itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar