Senin, 01 Agustus 2016

Percayalah, di Mata Tuhan Anda Sudah Selalu Benar, dan Dia Tidak Sedang Menghukum Anda!


Kita diberkati karena kita adalah orang benar (dibenarkan). Kristus telah membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat dengan menjadi kutuk bagi kita, sehingga kita dapat mengalami berkat Abraham (Lihat Galatia 3:9-14). Jika kita tidak mengerti ini, setiap kali sesuatu berjalan salah dalam hidup kita, kita akan berpikir bahwa Allah sedang membalas beberapa dosa pribadi dan bahkan dosa keturunan. Banyak orang Kristen hidup seperti ini.


Berkat Abraham

Marilah kita melihat sebuah contoh tentang berkat kebenaran dalam kehidupan Abraham. Ketika ia pergi ke Mesir, ia takut pada orang Mesir. Isterinya cantik dan ia takut orang-orang Mesir akan membunuh dia sehingga mereka dapat memiliki Sara. Jadi ia berkata kepada Sara, “Katakan kau adalah saudaraku.”

Mereka melanjutkan rencana ini sampai pada titik Firaun membawa Sara ke dalam istananya. Ia hampir akan tidur dengan Sara sampai Allah menulahi dia dan rumahnya dengan “tulah-tulah besar.”

Ketika penyebab mengapa tulah ini terjadi tersingkap, Firaun menyalahkan Abraham karena bersikap seperti ini. Ia kemudian mengembalikan Sara kepada Abraham dan memberinya banyak domba, kambing, budak, perak, emas, dll.

• Pertanyaan: Siapa yang berdosa?
• Jawaban: Abraham.
• Pertanyaan: Siapa yang terkena tulah?
• Jawaban: Firaun.
• Pertanyaan: Siapa yang diberkati?
• Jawaban: Abraham.


Tidak Adil!

Pada titik ini saya hampir dapat mendengar seruan, “Tidak adil!”  Mungkin Anda bahkan berpikir saya telah salah membaca Alkitab. Tidak, saya tidak salah. Bahkan sebuah situasi yang hampir sama terjadi beberapa waktu kemudian ketika Abraham pergi ke Tanah Gerar. Raja Gerar, Abimelekh, juga dibuat percaya bahwa Sara adalah saudara Abraham. Jadi Abimelekh mengambil Sara dengan maksud memperisterinya.

Tapi Allah datang kepadanya dalam mimpi dan berkata, “Jika kau menyentuh wanita ini kau akan mati! Ia sudah menikah. Sekarang kembalikan dia kepada suaminya, kalau tidak kau akan mati!” Abimelekh bangun pagi-pagi keesokan harinya dan mengembalikan Sara kepada Abraham dan memberinya banyak domba, kambing, budak-budak, dan juga perak.

• Pertanyaan: Siapa yang berdosa?
• Jawaban: Abraham.
• Pertanyaan: Siapa yang dihardik Allah?
• Jawaban: Abimelekh.
• Pertanyaan: Siapa yang diberkati?
• Jawaban: Abraham.

Tampaknya dari perikop ini bahwa Abraham tidak melakukan ini hanya sekali atau dua kali; itu adalah kelakuannya kemanapun ia pergi (lihat Kejadian 20:13). Jadi bagaimana bisa Allah, yang mengutuk umat manusia karena dosa, tidak menghukum Abraham karena dosanya? Bahkan, Ia memberkati dia sementara ia berbuat dosa! Alasannya adalah meskipun Abraham berdosa, tapi ia benar selamanya.

Allah tidak memperhitungkan dosa kepada orang benar. Dalam Roma 4, ketika Paulus membahas kebenaran kita di dalam Kristus, ia mengutip Daud yang berkata, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya” (Roma 4:7-8). Di bawah Perjanjian Baru, Allah berjanji: “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka” (Ibrani 8:12).

Ada konsekuensi atas perbuatan salah. Jika kita menabur dalam daging, dari daging kita akan menuai kebinasaan—bukan dari Allah (lihat Galatia 6:8). Allah tidak memperhitungkan dosa-dosa kita kepada kita karena mereka telah diperhitungkan kepada Kristus. Sebagai gantinya, kebenaran Kristus selalu diberikan kepada kita. Itulah sebabnya tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus—tidak sekarang, tidak akan pernah selamanya. Kita diberkati karena Yesus!

Itulah kabar baik dari injil kasih karunia: “Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka” (2 Korintus 5:19—penekanan ditambahkan). Dan jika Anda ada di dalam Kristus, Allah tidak akan pernah memperhitungkan dosa-dosa Anda kepada Anda.

------------------------------------------------------------------------
Sumber: Ken Legg ("Grace Roots", LIGHT PUBLISHING)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar