Rabu, 31 Agustus 2016

Seluruh Dosa Kita Sudah Diampuni oleh Tuhan! Kapan? (Bag. II)


Di sini saya merasa perlu untuk mengklarifikasi apa sesungguhnya yang saya katakan di dalam tulisan saya pada status saya yang kemarin. Hal ini nampaknya perlu dilakukan sebab saya menengarai ada orang-orang yang sudah menyalahartikan apa yang saya katakan di sana. Saya rasa cara yang terbaik untuk itu adalah dengan memulainya dari sini...

APA YANG TIDAK SAYA KATAKAN....

Berikut ini saya akan daftarkan beberapa hal yang nampaknya beberapa orang telah menduga (secara salah!) bahwa seolah-olah saya mengatakannya (pada tulisan di status saya yang kemarin itu), padahal saya sama sekali tidak mengatakannya (atau pun memaksudkannya!).

  1. Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak perlu untuk menyesal atas perbuatan-perbuatan dosa yang sudah kita lakukan. Adalah wajar sekali kalau kita menyesal atas perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan...dan saya akan menjadi seorang yang bodoh (atau gila?) kalau saya mengatakan kita tidak perlu untuk menyesal atas hal itu.
  2. Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak perlu menyalahkan diri kita atas perbuatan-perbuatan dosa kita itu. Bagaimanapun perbuatan-perbuatan dosa itu adalah perbuatan-perbuatan yang tidak sepatutnya untuk kita lakukan sebagai orang-orang Kristen, jadi alangkah wajarnya kalau kita menyalahkan diri kita sendiri karena sudah melakukan hal-hal yang tidak patut untuk kita lakukan itu. Yang penting di sini (ini juga berlaku untuk poin yang pertama tadi, tentang menyesal) jangan sampai kita tenggelam atau berlarut-larut di dalamnya (baik dalam menyesalinya maupun dalam menyalahkan diri kita karenanya).


(Setidaknya 2 poin inilah yang berhasil saya daftarkan untuk sekarang ini. Tentunya ini masih perlu untuk di up-date lagi, kapan-kapan ya.... :D  Masukan-masukan dari teman-teman tentunya juga diperlukan untuk lebih memperkaya update-annya nanti!)


APA YANG SAYA KATAKAN....

Apa yang saya katakan di dalam status saya yang kemarin itu hanyalah terkait dengan satu hal saja, yaitu tentang MEMINTA AMPUN. Atau, secara lebih lengkapnya, MEMINTA AMPUN ATAS DOSA-DOSA KITA KEPADA TUHAN.

Khusus untuk hal yang satu ini sajalah saya mengatakan bahwa kita (sebagai orang-orang Kristen atau umat Perjanjian Baru) SUDAH TIDAK PERLU LAGI UNTUK MELAKUKANNYA. Jadi, harap ini tidak dibawa atau dilebarkan ke mana-mana atau ke soal-soal yang lainnya.

Perhatikan jugalah bahwa saya menggunakan frasa "tidak perlu" di sana... dan itu tentulah tidak berarti atau tidak sama dengan "tidak boleh" (saya sengaja tidak memasukkan poin yang satu ini ke dalam daftar "apa yang tidak saya katakan" tadi, karena saya merasa akan mengganggu nanti terhadap jalan uraiannya, kalau saya memasukkannya di sana).

Jadi, kalau ada orang-orang yang masih merasa belum bisa kalau hanya dengan mempercayai saja bahwa kita SUDAH diampuni oleh Tuhan (khususnya dalam kasus-kasus atau dosa-dosa yang tertentu), dan merasa dia perlu untuk meminta ampunan atas dosa-dosanya (yang khusus) itu, silahkan saja dia melakukan hal itu. Tapi, sebaiknya hal itu tidak menjadi sebuah kebiasaan, yang akan terus menerus diulangi untuk kasus-kasus yang lainnya. Kita bisa memahami kalau orang yang sedang berada dalam kondisi yang lemah membutuhkan "tongkat" atau pertolongan yang khusus. Tapi "tongkat" itu haruslah dilihat hanya untuk sementara saja, bukan untuk digunakan selamanya. Demikianlah kita berharap kepada orang-orang yang untuk kasus-kasus tertentu masih merasa perlu untuk meminta ampun atas dosa-dosanya kepada Tuhan, semakin hari mereka akan semakin merasa kurang membutuhkannya untuk kasus-kasus yang selanjutnya.

Demikian sajalah untuk saat ini... saya harap klarifikasi ini bisa membuat menjadi lebih jelas/jernih permasalahannya dan menghindarkan kita dari kesalahpahaman (atau pun penyelewengan artinya, oleh orang-orang tertentu untuk tujuan-tujuan atau kepentingan mereka sendiri). Grace to u all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar