Senin, 01 Agustus 2016

Sudahkah Anda Tunduk pada Kebenaran Allah?


Paulus menggambarkan tentang orang-orang Yahudi bahwa “mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar” (Roma 10:2). Seperti banyak orang-orang agamawi, mereka tulus tapi benar-benar tulus yang salah. Paulus kemudian melanjutkan untuk mengidentifikasi area utama di mana semangat mereka yang salah itu terlihat jelas. Ia berkata, “Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah” (Roma 10:3).

Orang-orang kafir diciri-cirikan dengan ketidakbenaran, tapi orang-orang Yahudi diciri-cirikan dengan kebenaran diri sendiri. Orang-orang kafir makan dari sisi ‘jahat’ Pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dan orang-orang Yahudi makan dari sisi ‘baik’ pohon yang sama. Setan tidak keberatan dari sisi mana Anda makan selama Anda makan dari pohon itu. Allah ingin kita mengambil bagian dari Pohon Kehidupan, yaitu Anak-Nya Yesus Kristus, karena Ia telah diberikan kepada kita sebagai kebenaran kita.

Sayangnya, upaya-upaya manusia untuk membangun kebenaran mereka sendiri tidak terbatas pada orang Yahudi. Itu adalah intisari dan dan hakekat dari semua agama. Itulah sebabnya pesan dari injil kasih karunia sangat unik dan sangat indah. Kebenaran tidak akan pernah diperoleh dengan usaha-usaha kita sendiri. Upaya terbaik kita tidak akan pernah cukup baik. Kita akan selalu jauh dari kemuliaan Allah. Tapi Allah telah memberi kita kebenaran-Nya secara cuma-cuma di dalam Yesus.

Anak Domba Allah adalah kebenaran Allah

Ketika seorang Yahudi membawa seekor anak domba kepada seorang imam untuk dipersembahkan bagi dosa-dosanya, pada saat imam itu mengambil anak domba itu, orang Israel tersebut tidak lagi di bawah penyelidikan. Dari sejak saat itu, fokusnya berubah kepada anak domba itu, dan satu-satunya hal yang harus diperhatikan adalah apakah domba itu bercacat cela atau tidak.

Yesus adalah Anak domba Allah yang tak bercacat cela. Di sepanjang seluruh kehidupan-Nya di bumi, ia tidak melakukan dosa. Ia tidak mengenal dosa dan di dalam Dia tidak ada dosa. Ia memenuhi kebenaran dengan ketaatan-Nya yang sempurna kepada Allah. Ia taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib di mana dosa kita menerima penghakimannya yang benar sekali untuk selamanya. Ini adalah kebenaran Allah.

Semua yang pernah dituntut kebenaran Allah dari seorang manusia sepenuhnya digenapi oleh Yesus yang mewakili kita. Ia adalah Pribadi yang dengannya Allah berkenan, dan kita sempurna di dalam Dia! Di kayu salib, Allah membuat Yesus, yang tidak mengenal dosa, menjadi dosa bagi kita. Dan sebagai gantinya, kebenaran-Nya diberikan kepada kita. Ia sekarang adalah kebenaran kita (1 Korintus 1:30). Itu adalah nama-Nya, Yehovah Tsidkenu, Tuhan kebenaran kita (lihat Yeremia 23:6 KJV).

Oleh Ketaatan Siapa Anda Dibenarkan?

Dosa kita yang manakah yang dilakukan Yesus untuk membuat-Nya berdosa? Tak satupun; dosa-dosa kita ditimpakan kepada Dia. Perbuatan benar-Nya yang manakah yang bisa kita lakukan untuk menjadi benar? Tak satupun; kebenaran-Nya diberikan kepada kita, atau ditaruh dalam rekening kita. Atas dasar pertukaran maha besar itu, Allah telah membenarkan kita, yaitu menyatakan kita menjadi benar. Ini adalah ‘pernyataan abadi’-Nya berkenaan dengan kita. Di samping itu, Ia akan selalu memperlakukan kita sebagai orang benar, karena itulah jati diri kita sekarang.

Orang-orang Yahudi, seperti banyak orang-orang agamawi, membuat kesalahan dengan berpikir bahwa mereka dapat menjadi benar oleh perilaku mereka, khususnya dengan ketaatan mereka pada hukum Taurat. Mereka membuat kesalahan ini karena mereka tidak mengetahui kebenaran Allah. Jalan kebenaran Allah bukanlah melalui berperilaku yang benar tapi melalui percaya yang benar. Kita tidak berperilaku baik untuk menjadi benar; kita percaya dan kita dibenarkan.

Oleh ketaatan siapa Anda dibuat benar—ketaatan Anda atau ketaatan Dia? Alkitab tidak meninggalkan keraguan bagi kita: “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” (Roma 5:19).

Ia taat; kita percaya—itulah kebenaran Allah. Sudahkah Anda tunduk kepada kebenaran Allah?

-----------------------------------------------------------------------
Sumber: Ken Legg ("Grace Roots", LIGHT PUBLISHING)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar