Minggu, 21 Agustus 2016

Sebuah Contoh Konkret Tentang Perbedaan antara Ajaran Paulus dan Ajaran Yesus

(Dan Solusi untuk Penjelasannya)


Saya perhatikan masih banyak di antara kita yang merasa berada dalam sebuah dilema, ketika berhadapan dengan pertanyaan: Benarkah ajaran2 Paulus berbeda dengan ajaran2 Yesus?

Soalnya, kita mungkin berpikir, kalau kita meng-iya-kan pertanyaan itu, gimana ya...?? Rasanya kok, gak nyaman banget bagi kita untuk mengatakan Paulus dan Yesus memang berbeda dalam ajaran2 mereka!

Tapi, kalau kita menyangkalinya atau menjawab "tidak" untuk pertanyaan itu, kita sendiri tidak yakin akan hal itu... sebab kita pun sering kali bertemu dengan ayat2 Alkitab yang menunjukkan adanya perbedaan itu.

Jadi, apakah solusinya untuk kita?

Di dalam komentar2 yang saya berikan kepada teman2 yang berespon pada tulisan saya di status saya yang kemarin (di FB Bro Julius), sebenarnya saya sudah memberikan jawaban/penjelasan mengenai hal itu. Tapi saya berpikir, mungkin tidak semua teman yang mengikuti penjelasan2 yang saya berikan pada kotak komentar itu, maka saya pun memutuskan untuk membuat sebuah tulisan/postingan khusus tentang hal itu (dan beginilah hasilnya. :) ).

Di dalam bagian Alkitab yang sudah sangat dikenal dengan sebutan "doa Bapa kami" (Matius 6:9-13, dan terutama di dalam penjelasan yang diberikan oleh Yesus sendiri di bawahnya: ay. 14-15) kita menemukan Yesus mengajar kepada orang2 bahwa pengampunan yang mereka terima dari Allah Bapa bergantung pada pengampunan yang mereka berikan kepada orang2 lain (yang bersalah kepada mereka).
"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14-15)

Jadi, pengampunan dari Bapa itu ada syaratnya, dan syaratnya itu adalah kita harus terlebih dulu mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Itulah yang diajarkan oleh Yesus tentang pengampunan.

Bagaimanakah dengan Paulus dan ajarannya tentang pengampunan? Samakah dengan apa yang sudah diajarkan oleh Yesus itu?

Untuk menjawabnya, marilah kita memeriksa ke sebuah surat yang dituliskan oleh Paulus kepada salah satu jemaat yang dilayaninya, yaitu Efesus. Berikut ini adalah petikannya...
"Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Ef 4:32)

Nampak jelas perbedaannya, kan?

Kalau di dalam pengajaran Yesus (sebagaimana yang sudah kita lihat tadi), pengampunan yang kita berikan kepada orang yang bersalah kepada kita ditaruh di depan, sehingga menjadi persyaratan untuk pengampunan yang akan kita terima dari Tuhan. Tapi, di sini Paulus menaruhnya (pengampunan yang kita berikan kepada orang yang bersalah kepada kita itu) di belakang, sehingga bukan lagi merupakan sebuah syarat untuk kita menerima pengampunan dari Tuhan, tapi hanyalah sebagai pendorong bagi kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Pertanyaannya sekarang ini bukan lagi tentang benar atau tidaknya ajaran2 Paulus berbeda/bertentangan dengan ajaran2 Yesus. Sebab hal itu sudah menjadi jelas bagi kita sekarang ini (setidaknya dari pemeriksaan yang sudah kita lakukan di atas), yaitu memang benar ajaran mereka (Yesus dan Paulus) berbeda (atau bahkan bertentangan!). Tapi, pertanyaanya sekarang ini adalah: Bagaimana kita menjelaskan hal itu (perbedaan/pertentangan yang ada pada ajaran2 dari Yesus dan Paulus)?

Buat saya, tidak ada penjelasan yang lebih memuaskan dari pada yang satu ini, yaitu bahwa Yesus dan Paulus telah menyampaikan ajaran2 mereka kepada dua umat yang berbeda, atau dua umat yang berada di bawah Perjanjian (Covenant) yang berbeda. Yesus mengajar kepada umat Yahudi (yang masih berada di bawah Perjanjian Lama). Sedangkan Paulus mengajar kepada umat Kristen (yang sudah berada di bawah Perjanjian Baru).

Buat teman2 yang mau tahu lebih banyak lagi tentang (perbedaan) Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ini, saya sangat menganjurkan untuk membaca (dengan baik2) tulisan terilham di dalam Ibrani dari pasal 7 sampai pasal 10.

Berikut ini hanyalah contoh ayat2 yang saya anggap perlu untuk digarisbawahi dari pasal2 tersebut.

Ibrani 7:11-12:
11-Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan--sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat--apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?
12-Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya akan berubah pula hukum Taurat itu. 

Ibrani 7:18-19:
18-Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna, 
19---sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.

Ibrani 8:8-13:
8-Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,
9-bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
10-"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
11-Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
12-Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka. 
13-Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya." (Ibr 8:8-13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar