Rabu, 31 Agustus 2016

Seluruh Dosa Kita Sudah Diampuni oleh Tuhan! Kapan?


Tahukah Anda, kapan tepatnya Tuhan mengampuni (dan menghapuskan!) seluruh dosa kita (dosa-dosa masa lalu, masa kini, dan masa depan kita)?

Itu terjadi lebih dari 2000 tahun yang lalu, yaitu ketika Yesus mati disalibkan bagi kita (Lih: Ibrani 9:22-28).

Tapi tahukah Anda, kapan pengampunan (dan penghapusan) dosa itu menjadi efektif bagi masing-masing kita secara pribadi?

Itu terjadi pada saat kita (masing-masing) percaya (atau menjadi orang percaya di dalam Kristus).
"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya" (Yoh 1:12)
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16)
"Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya" (Ef 1:7)

Jadi, sejak Anda menjadi orang percaya di dalam Kristus, pengampunan yang sudah diberikan oleh Tuhan melalui pengorbanan Yesus di salib itu sudah efektif menjadi milik Anda. Dosa-dosa Anda, yang mana pun itu dan yang kapan pun itu, semuanya SUDAH diampuni oleh Tuhan.

Kalau begitu, masih perlukah kita meminta ampun lagi atas dosa-dosa yang masih terjadi di masa kekinian kita?

Seharusnya sudah sangat jelas, bahwa hal itu sudah tidak diperlukan lagi! Sebab untuk apakah kita masih meminta suatu hal lagi kepada Tuhan, padahal hal tersebut sudah diberikan oleh-Nya kepada kita?? Atau tidak percayakah Anda bahwa pengampunan Tuhan kepada kita--melalui Korban Yesus di salib--sudah termasuk juga di dalamnya dosa-dosa masa kini kita? (Lalu, apakah Anda mempercayai ada jalan lain, selain Korban Yesus di salib, untuk pengampunan atas dosa-dosa kekinian anda?).

Kebanyakan orang Kristen yang masih mempraktikkan (dan mengajarkan) untuk meminta ampun atas dosa kita (khususnya dosa-dosa kekinian kita) mendasarkannya pada pengajaran Yesus dalam "doa Bapa kami" (Mat 6:9-13). Dan, sebagaimana yang sudah saya tunjukkan di dalam tulisan saya yang sebelumnya ("Sebuah Contoh Konkret Tentang Perbedaan antara Ajaran Paulus dan Ajaran Yesus"), sesungguhnya sekarang ini kita sudah tidak boleh lagi mendasarkan praktik-praktik dan ajaran-ajaran kita pada apa yang diajarkan oleh Yesus pada masa itu, sebab ketika itu Dia menujukan ajaran-ajaran-Nya bukan kepada kita (umat Perjanjian Baru), melainkan kepada orang2 Yahudi (umat Perjanjian Lama). Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar