Minggu, 21 Februari 2016

Bagaimanakah Seharusnya 'Grace Preachers' Memperlakukan Hukum Taurat?

"Untuk apa sih, masih mengajarkan hukum Taurat?"

Agaknya sudah sering juga orang2 (yaitu rekan2 saya dari kalangan Grace) mengajukaan pertanyaan itu kepada saya (baik dengan cara yang langsung maupun yang disampaikan secara tidak langsung). Semula saya menganggap sepi saja pertanyaan itu (sebab saya pikir, mereka pasti tidak serius dalam mempertanyakan hal itu). Tapi lama-kelamaan saya sadar bahwa ada hal yang serius di balik pertanyaan itu (sekalipun sering dilontarkan sambil bercanda!). Saya semakin menyadari akan penting (seriusnya) pertanyaan itu setelah pernah pada suatu kesempatan terlibat diskusi yang cukup alot dan "panas" sekitar tentang hal itu dengan teman2 dari kalangan Grace! Semuanya itu seperti "memaksa" saya untuk memikirkan permasalahan ini dengan (lebih) serius...untuk menemukan jawabannya.

Apa yang saya bagikan dalam kesempatan ini adalah hal2 yang berhasil saya simpulkan dari proses berpikir yang saya lakukan tentang permasalahan tadi (tapi masih berupa butir2 kasar saja, yang merupakan rangkuman secara global saja, dari pemikiran saya itu).

DASAR ALKITABNYA (Tinjauan ke dalam Alkitab)

Tentunya ada banyak ayat Alkitab yang bisa ditunjukkan untuk mendasari tinjauan kita terhadap permasalahan ini. Tapi di sini saya hanya akan fokuskan pada satu ayat Alkitab (yang sangat terkenal, khususnya dikalangan Dispensationalist= para penganut teologi dispensasional) yang akan saya cantumkan dalam 3 versi terjemahannya, sbb:

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu" (2 Tim 2:15-TB).
"Study to shew thyself approved unto God, a workman that needeth not to be ashamed, rightly dividing the word of truth" (2 Tim 2:15-KJV).
"Berusahalah untuk mempersiapkan dirimu sendiri layak bagi Allah selaku pekerja yang tidak merasa malu, karena dengan tepat membagi-bagikan firman kebenaran" (2 Tim 2:15-MILT).

PERMASALAHANNYA (Tinjauan Secara Nagatif)

Pertama-tama perlu untuk meninjau permasalahan ini secara negatif, yaitu melihat dari sisi kesalahan/kekeliruan yang mungkin bisa dilakukan oleh saya (dan setiap orang yang terlibat aktif di dalam pengajaran Kristen). Dan dalam meninjaunya secara negatif itu saya menangkap/menemukan 4 hal yang berikut ini.

Saya keliru....


  1. Kalau saya tidak membagi/membedakan antara hukum Taurat dan Injil/kasih karunia;
  2. Kalau saya sama sekali tidak mengajarkan apapun tentang hukum Taurat;
  3. Kalau saya mengajarkan hukum Taurat dengan tujuan supaya orang2 melakukan/menjalankannya;
  4. Kalau saya mengajarkan hukum Taurat lebih banyak/sering daripada mengajarkan Injil/kasih karunia.



SOLUSINYA (Tinjauan Secara Positif)

Saya melihat 4 hal yang berikut ini sebagai hal2 yang saya (dan setiap grace preachers lainnya) harus lakukan sebagai seorang pekerja yang "dengan tepat membagi-bagikan firman kebenaran" itu, yaitu:

Saya harus....

1. Membagi/membedakan antara hukum Taurat dan Injil/kasih karunia dengan tepat.

  • Taurat dan Injil adalah 2 hal yang sama2 terdapat/diajarkan di dalam Alkitab tapi masing2 untuk tujuan yang berbeda--karenanya harus bisa dibedakan!
  • Kemampuan untuk membedakan adalah sebuah tanda utama dari kedewasaan (Ibr 5:14)
  • Di antara kehendak Allah sekalipun kita masih perlu untuk bisa membedakan (Rm 12:2)



2. Mengajarkan hukum Taurat juga......

  • Bukan untuk/supaya dilakukan, tapi hanyalah...
  • Karena hukum Taurat terdapat di dalam Alkitab kita juga
  • Karena hukum Taurat sebagai pembanding yang terbaik untuk Injil/kasih karunia (seperti gelap menjadi pembanding yang terbaik untuk terang)


3. Mengajarkan hukum Taurat itu sesuai dengan tujuannya diberikan (1 Tim 1:8).

  • Untuk membuat orang mengenal dosa; membuat dosa menjadi nyata/dikenali sebagai dosa (Rm 3:20; 5:13; 7:7, 13)
  • Sebagai pengantar/penuntun kepada Kristus [yang adalah tujuan atau kegenapan dari hukum Taurat itu] (Gal 3:23-25; Rm 10:4)


4. Lebih banyak/sering mengajarkan Injil/kasih karunia daripada mengajarkan hukum Taurat.

  • Karena kita sekarang ini hidup di bawah Injil Kristus/kasih karunia, bukan di bawah hukum Taurat lagi (Rm 6:14; Gal 3:23-25).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar