Rabu, 17 Februari 2016

Semuanya (Karena) Kasih Karunia?

Nampaknya hampir semua orang Kristen (lebih2 lagi di kalangan teman2 saya, grace-believers) akan setuju dengan statement ini: "Semua adalah (karena) kasih karunia." Tapi, sekarang ini juga, saya akan membantahnya!

Terus terang, sebenarnya sudah lama saya tidak setuju dengan statement yang seperti itu. Sebab, menurut saya, statement seperti itu (sekalipun terkesan sangat rohani atau memuliakan Tuhan!) sama sekali tidak berdasar pada kebenaran dan karenanya mustahil untuk bisa benar2 dijalankan. Jadi, sebenarnya hal itu hanyalah (maaf!) menjadi slogan kosong belaka! (karena memang, tidak pernah terbukti, baik dalam realitanya maupun dalam hal ke-Alkitabiahannya!).

Ini adalah tesis saya: Kasih karunia hanya berlaku di dalam hal2 yang menyangkut perhubungan kita--secara vertikal--dengan Tuhan; tidak berlaku di dalam hal2 yang menyangkut perhubungan kita--secara horizontal--dengan diri sendiri, sesama (dan dengan semua benda/hal lainnya di dunia ini).

Salah satu argumen untuk tesis saya di atas itu adalah seperti yang terungkapkan di dalam uraian atau contoh berikut ini:

Kalau sesuatu itu adalah (karena) kasih karunia, maka kita tidak (perlu) bekerja untuknya. Betul, kan? Sebab kalau kita bekerja untuknya (walau sekecil apapun itu!), itu sudah bukan merupakan kasih karunia lagi! (Bandingkan ini dengan Roma 4:4-5; 11:6; Efesus 2:8-9). Nah, kalau semuanya adalah (karena) kasih karunia... itu berarti untuk semuanya kita sudah tidak (perlu) bekerja (lagi). Apakah hal yang demikian itu mungkin?? Jelaslah hal yang demikian itu adalah mustahil dan konyol! Iya, kan?!

Itu ajalah dulu, ya.... :)

NB: Tulisan ini masih terkait dengan tulisan saya yang sebelumnya tentang 'REST IN CHRIST'....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar