Jumat, 19 Februari 2016

Injil dalam Perumpamaan tentang Domba dan Anak yang Hilang


Di dalam kitab (Injil) Lukas dicatat ada 3 perumpamaan secara berturut-turut, yang ketiga-tiganya menceritakan tentang sesuatu "yang hilang" (dan kemudian ditemukan)....

- Domba yang hilang (Luk 15:4-6)
- Dirham yang hilang (Luk 15:8-9)
- Anak yang hilang (Luk 15:11-32)

Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas tentang ketiga-tiganya, tapi saya hendak mengajak kita sekalian untuk memperhatikan hanya dua saja dari ketiga perumpamaan "yang hilang" itu, yaitu "domba yang hilang" dan "anak yang hilang."

DOMBA YANG HILANG (Luk 15:4-6)

15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?
15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,
15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.

Apakah yang menjadi inti berita dari perumpamaan ini? Kita akan dimungkinkan untuk melihat langsung ke jantung dari perumpamaan ini ketika kita mem-fokuskan perhatian kita pada kata2 "meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya." Cobalah untuk meresapi kata2 itu...bayangkanlah 99 ekor domba yang ditinggalkan di padang gurun...hanya untuk mencari seekor domba yang terhilang. Bukankah akan lebih masuk akal kalau si gembala itu tetap tinggal bersama 99 ekor domba yang lainnya, sambil berharap-harap saja...semoga si domba yang nakal/liar itu, entah dengan cara bagaimana, akan menemukan jalan untuk bisa datang kepadanya? Dan, setidaknya, kalaupun si domba yang hilang itu pada akhirnya benar2 hilang (=tidak berhasil juga untuk datang kepadanya) toh, apa yang dilakukannya itu (dengan tetap tinggal bersama yang 99 ekor domaba itu) masih merupakan pilihan yang lebih bijak, kan?! (Bayangkan aja: 1 banding 99. Kenapa harus meresikokan yang 99 ekor demi yang se-ekor...??!).

Tapi, dengan melangkahi semua pertimbangan yang sangat wajar dan masuk akal itu, si gembala "meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya." Si gembala itu "nekat" berbuat demikian itu tentunya karena di benaknya dia menilai/menimbang begini: si domba yang satu ini sudah tersesat; tidak mungkin domba yang sudah tersesat ini akan menemukan jalan sendiri untuk datang kepadaku. Hanya ada satu jalan keluar untuknya: Aku yang harus mencari dan menemukannya.

Dan teman2ku, itulah yang dilakukan oleh Tuhan terhadap kita...dengan melangkahi semua pertimbangan atau nilai2 agamawi, Dia datang menemui kita...bukannya menunggu kita yang datang kepada-Nya. Pertimbangan-Nya begini: kita semua sudah mati di dalam dosa; tidak mungkin orang2 yang sudah mati di dalam dosa bisa datang sendiri kepada-Nya. Hanya ada satu jalan keluar untuk kita: Dia yang harus datang menemui kita.

ANAK YANG HILANG (Luk 15:11-32)

15:11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat.
15:15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.
15:17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.
15:21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
15:22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya.
15:23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita.
15:24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
15:25 Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
15:26 Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu.
15:27 Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.
15:28 Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
15:29 Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
15:30 Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.
15:31 Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
15:32 Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Apakah inti berita dari perumpamaan ini? Ada banyak versi yang sudah dikemukakan oleh orang2 selama ini, yang mereka anggap sebagai inti berita atau arti dari perumpamaan ini. Bagi saya perumpamaan ini hanyalah hendak mengatakan satu hal ini saja: TUHAN LANGSUNG MEMELUK KITA, BUKAN MENUNGGU SAMPAI KITA BERSIH. Tentu saja yang saya maksudkan dengan gambaran itu adalah bahwa Tuhan menerima kita sebagaimana kita adanya dan memperlakukan kita dengan sangat baik, sekalipun dalam keadaan kita yang masih berdosa (banyak kekurangan dan cacat celanya) sekarang ini. Hal itulah yang dengan sangat jelas diwakilkan oleh bapak dalam cerita perumpamaan ini, saat dia melihat anak bungsunya, yang sudah sekian lama hilang dari hadapannya, dia langsung berlari kepada anaknya itu... memeluknya--sekalipun si anak itu masih dalam keadaan yang kotor dan tubuhnya berbau tidak sedap!

Orang2 legalis justru menemukan hal yang sangat berlawanan di dalam kisah perumpamaan ini, yaitu dengan menaruh perhatian/penekanan pada bagian ketika si anak bungsu itu memutuskan untuk kembali ke rumah bapaknya... dan dibuatlah "langkah2 pertobatan" dari adegan itu.

Dengan demikian perumpamaan ini seolah-olah dimaksudkan oleh Yesus untuk memberitahukan/mengajarkan kepada kita tentang (cara) pertobatan. Sehingga kesimpulan yang ditarik dari perumpamaan ini bunyinya akan sangat berlawanan dari apa yang sudah saya sebutkan sebelumnya (pada perumpamaan tentang domba yang hilang). Bunyinya akan menjadi begini: TUHAN MENUNGGU SAMPAI KITA YANG DATANG/BERTOBAT KEPADANYA.

Hal ini jelas2 adalah bertentangan dengan apa yang sudah kita lihat tadi pada perumpamaan "domba yang hilang." Jelas sangat tidak mungkin Yesus bermaksud mengatakan hal yang sangat berlawanan pada perumpamaan ini dengan apa yang sudah Dia ajarkan pada perumpamaan yang sebelumnya itu. Dan kalau kita percaya Yesus konsisten dalam pengajaran-Nya, maka usulan penafsiran dari para legalis itu haruslah kita tolak...sebab jika kita menerima usulan mereka itu, sama saja dengan mengatakan Yesus tidak konsisten dalam pengajaran-Nya.

Dan setelah kita menolak usulan dari orang2 legalis itu, sekarang kita akan bisa melihat bahwa perumpamaan ini adalah (berisikan) kelanjutan yang wajar dari apa yang sudah diajarkan oleh-Nya pada perumpamaan yang sebelumnya. Kalau di dalam perumpamaan yang sebelumnya kita sudah diberitahu TUHAN YANG DATANG MENEMUI KITA, BUKAN MENUNGGU SAMPAI KITA YANG DATANG KEPADA-NYA, maka pada perumpamaan ini kita diberitahu TUHAN LANGSUNG MEMELUK KITA, BUKAN MENUNGGU SAMPAI KITA BERSIH.

Jadi, kedua perumpamaan ini sebenarnya berisikan intisari dari Injil, yang secara ringkasnya berbunyi begini:

INJIL ADALAH....
TUHAN YANG DATANG MENEMUI KITA, BUKAN MENUNGGU SAMPAI KITA YANG DATANG KEPADA-NYA;
TUHAN LANGSUNG MEMELUK KITA, BUKAN MENUNGGU SAMPAI KITA BERSIH.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar